Sabtu, 09 November 2013

Mama

  "Mama" panggilan sederhana manusia untuk seseorang yang melahirkannya.
Tepat 68 tahun yang lalu mama terlahir di dunia,aku tak pernah bisa membayangkan masa kecilnya,yang aku tau hanya bagaimana dia mengucurkan kasih sayangnya.Meskipun kasih sayangnya tak selalu berbentuk senyum ramah ataupun sentuhan manja,tapi cara sederhana itu yang mama punya untuk mengajarkanku menghadapi dunia.Setiap gema adzan subuh,setiap itu juga mama  bangun untuk membuka mata,seperti biasa dua rakaat menghadap kiblat selalu mengawali pagi harinya.Dan setiap habis sholat,yang dilakukannya adalah membangunkanku untuk beranjak dari tempat tidurku,selalu usaha lebih yang ia gunakan  untuk membangunkanku,tapi walaupun begitu dentuman suaranya tak pernah habis untuk membangunkan aku yang malas ini.
 
Rumah yang berukuran sederhana ini di nahkodai oleh seorang wanita paruh baya,mungkin terdengar tidak biasa ataupun tidak sepantasnya,tapi inilah yang terjadi setelah ayahku pergi ke tempat yang abadi. Walaupun begitu sosok mamah tak jauh beda dengan jiwa seorang ayah,secara fisik mamah tetap perempuan,tapi secara jiwa mamah tak akan pernah terkalahkan oleh cobaan.
Aku bisa bilang begitu karena dia mampu menyatukan 9 keturunan yang berbeda sifat menjadi saling pengertian. Seperti biasa setiap pagi mamah tak pernah lupa menyiapkan sarapan untuk  anak-anaknya, wajah lelah dan keringat yang terpancar saat sedang memasak,bagiku adalah perjuangan beliau agar masakannya tetap terasa enak dan nikmat.
 
Kebiasaan unik mama sehabis memasak ialah tak pernah bisa memakan masakannya,harus menunggu beberapa jam untuk memakannya.Ya itulah mama ku dengan sedikit keunikannya.Dan kebiasaannya yang sangat mengharukan ialah selalu mendoakanku disetiap sholat malamnya,mungkin mamah hanya mengira aku tertidur pulas,tanpa dia sadari aku mendengar setiap bait yang dicurahkan mamah kepada maha pencipta.
“Mama” tak mampu ku mengampuni diriku,bila ku cerna harunya arti doamu yang kau panjatkan untukku saat ku tertidur.
Kata-kata itu yang menghiasi benakku saat mamah memanjatkan doa untukku.
 
Peluk hati kecil yang penuh dendam ini,ajari tuk menghapus sebuah rasa benci,biarkan kasih lembutmu sentuh hatiku,ubah aku jadi buah hati yang dulu.
Aku akan mencintaimu sampai si bisu berbicara kepada si tuli,bahwa si buta melihat si lumpuh berjalan.